Monday, January 9, 2023

LIRIK LAGU IMPIAN KU GENGGAM

 


Sejarh Lirik lagu ini saya tulis secara sepontan pada suatu tengah malam hening ketika memujuk hati sambil mengadu kepada sang pencipta semesta alam dengan rintihan penuh syahdu mengenai tribulasi perjuangan yang sedang melingkar perjuangan saya pada ketika itu di tahun 2017.

Selesai bermunajat, saya abadikan lirik lagu tersebut dengan merakamnya menggunakan hp murah saya sambil memainkan lagu latar yang kebetulan saya terklik dalam Youtube melalui lap top.

Setelah itu, barulah saya diselubungi ketenangan dan boleh meneruskan menyambung menulis buku MyBLP

Terima Kasih kepada Mizi dan Nurul, yang telah bantu masukkan lirik dan lagu, ke dalam klip untuk FB ini sebentar tadi 08012023.

Jika berkelapangan coba hayati liriknya, abaikan suara kerana ada sumbang.. 😄

Sunday, January 8, 2023

KOMEN PESERTA KURSUS MYBLP DI BEAUFORT

 



Di akhir sesi penutupan program Kembara Insan Seimbang MyBLP, saya telah meminta setiap peserta untuk memberikan komen atau apa saja pendapat mereka tentang program yang saya kendalikan pada 07hb Januari 2023 di Beaufort.

Saya tidak dapat  memuatkan semua komen-komen peserta yang lain dalam blog ini disebabkan kapasiti storage yang terhad. Walau bagaimanapun, anda boleh mendengar komen merken di Facebook MyBLP. Sila lawati facebook.com/MYBLP.DRMILE 

Komen merken dennen sendirinya midah difahami.

KOMEN PESERTA KURSUS KEMBARA INSAN SEIMBANG




KOMEN SALAH SEORANG PESERTA KURSUS KEMBARA INSAN SEIMBANG SEMASA PROGRAM DI KUALA LUMPUR PADA 10 DISEMBER 2022 LALU.

MyBLP ke Beaufort 070123


Thursday, January 5, 2023

WELCOME TO THE JOURNEY TO LIVE IN BALANCE

 


Warmest Greetings.

May you be in good health, cheerful, peaceful and happy wherever you are.

1. The world that we live in today is in chaotic and worrying state. I believe you will not deny this statement. We have just experienced the trauma of the Covid19 Pendemic which has affected the whole country's socio-economy. Many people lost their source of income and some died tragically not excluding suicides. Unemployment cases increases. Perhaps some if not all of us are among the victims of this tragedy. Now we are told again to be ready against the arrival of a new variant and God knows what else will appear.

2. Truly, the tribulations of life's challenges are drastic and glaringly affects mankind at all levels of society. Even the environment is not saved from this tragedy. This life crisis is definitely very worrying. For the senior citizens like me, of course we worry about what will happen to our children and grandchildren.

3. This concern is in fact global! and felt by all citizens of the world at all levels including national leaders, scholars, scientists, corporate experts and technocrats as well as community activists. Everyone is doing and continue to do all kinds of efforts to find solutions to overcome this crisis.

4. Just like you, I am also not exempted from this struggle especially after witnessing sad events happening in front of our eyes. Hence, I feel obliged to find whatever solutions that could work for me and my family and thereafter, come forward to share whatever that I feel can bring benefits to others no matter how small it is.

5. What we are experiencing now ia absolutely a global crisis! No doubt about it. This matter is not only a personal responsibility but has become a national and global responsibility as well. Come to think of it, all citizens of the world should work together to find ways and practical solutions. That's better than just staying idle and witnessing incidents to unfold.

6. Therefore, I have taken an initiative based on my understanding of what is currently happening and potentially affecting the world in future. My personal opinion is that, whatever we experience now is the result of our own flaws and wrong doings in particular characterized by imbalance behavior and actions. To me, seriously, the solution lies in the extent to which we and the people of the world are willing to return to the basic. Going back to basic is the essence and foundation of the whole purpose and intention. In my understanding “basic” simply means ‘balance’ and in this context ; “balanced living”.

7. Following that, I focus on the initiative to build a Balanced Life. This is not new to me. I have been researching and writing about balanced living since the year 2000. Initially, it started as a personal struggle during my youth. But later, I realized that many people are also looking for the same thing, that’s when I gave it serious attention and developed a program that I called "My Balance Living Program" or in short “MyBLP”. MyBLP was born In 2002!  I'm not saying this is the best formula, but what I can say is that this is one of the results of a Life Long Learning struggles that I want to pass on as a legacy to my grandchildren and future generations. I am now advocating MyBLP.

8. What I am doing and inviting you to join, under this initiative is non-political There is no hidden agenda. As I said earlier in paragraph 5 above, " This matter is not only a personal responsibility but has become a national and global responsibility! This is a universal struggle.

9. Here are what we need to do. We need to spare some time to exchange opinions, knowledge, and experiences, in our effort to find the best solution for our own issues. This will be done in an environment that is conducive to us, say for example, in zoom meeting, personal face to face session, or in a special training program or something like that. In these instances, I or any other able MyBLP practitioners, will provide specific guidelines based on the MyBLP formula, such as the Eight (8) Balanced Living Practices etc. This is essential for each one of us to use as tools and guidance in mitigating the impending issues at hand. From there, we can continue to practice Balance Living and feel the benefits. Hopefully by then, we are already starting to live a balanced life. Of course, this is an ongoing effort and commitment as well as dedication are utmost crucial. Once we realized that there is positive outcome to our life, we can then share them with our family and friends and invite other citizens of the world who are interested to join this initiative voluntarily. No compulsion at all.

10. If you want to know what "Balanced Life" is, that I meant in this write-up, come join me in this adventure. Please visit my Facebook & Blog below. Im sure you will benefit from them in some ways.

FACEBOOK
************
MyBLP Puncakmaya (Dr Mile)
facebook.com/MYBLP.DRMILE

BLOG
******
Puncakmaya Housed of Balance Living
tenagapuncakmaya.blogspot.com

11. Please kindly do me a favor. Once you enter my FB & Blog, kindly type / comment "Success & Happiness In Balance". 

12. Once after reading it and you realized that it is useful, please *share it" to your family, friends and others who are also looking for a solution for themselves. Maybe through MyBLP, that can find a source of insights suitable for them towards meeting their hopes and wishes.

13. Alright then, let's create a Community of Balanced People & Balanced Community, especially for those who endure or wish to build a Balanced Life.  Let us do our small part to make this world a better place to live in.

Thank you
Wishing you “Success & Happiness In Balance”.

Dr. Mile
Founder of MyBLP


SELAMAT MENYERTA KEMBARA MEMBINA HIDUP SEIMBANG

 


Salam hormat. 

Semoga kalian Sihat, Ceria, Tenang dan Bahagia dimana juga berada.

1. Keadaan kehidupan di seluruh dunia sekarang semakin  bercelaru dan membimbangkan. Saya percaya anda tidak akan menyangkal kenyataan itu. Ini kerana, kita baru sahaja mengalami trauma hambatan gejala pendemik Covid19 yang telah menjejaskan sosio-ekonomi negara. Ramai orang hilang punca pendapatan dan ada yang maut. Kes pengangguran menjadi-jadi. Mungkin kita adalah di antara mangsa gejala ini. Kini kita dikhabarkan lagi dengan kedatangan variant baru pula dan entah apakah lagi yang bakal muncul.

2. Jelaslah, tribulasi cabaran kehidupan semakin menekan dan menghambat semua lapisan masyarakat dan sekelian mahluk penduduk bumi. Krisis kehidupan ini merupakan sesuatu yang amat-amat membimbangkan. Bagi warga emas seperti saya, tentu sahaja bimbang, apalah akan jadi kepada anak cucu kelak.

3. Sebenarnya kerisauan ini bersifat global, dan turut dirasai oleh seluruh warga dunia dari semua peringkat termasuk peringkat pimpinan negara, para cendikiawan, saintis, ahli korporat dan teknokrat serta para aktivis masyarakat. Semuanya telah dan sedang berusaha melakukan pelbagai macam usaha mencari solusi untuk mengatasi kemelut ini. 

4. Seperti anda, saya juga tidak terkecuali dari merasa bahang ini dan menyaksikan pelbagai kejadian yang menyedihkan di depan mata. Maka saya merasa terpanggil untuk berusaha mencari solusi yang sesuai bagi saya dan keluarga saya dan sambil itu, tampil kehadapan untuk berkongsikan apa juga yang saya rasa boleh mendatangkan manfaat walau bagaimana kecil ianya.

5. Iya, ini krisis global!, tidak syak lagi, perkara ini bukan hanya menjadi tanggungjawab nasional (National Responsibility) bahkan tanggungjawab global (Global Responsibility). Saya berpendapat, semua warga bumi harus berganding bahu berusaha mencari jalan dan solusi praktikal. Itu lebih baik daripada berpeluk tubuh dan hanya pasrah melihat krisi berlaku.

6. Lantaran itu saya telah mengambil suatu inisiatif berdasarkan pemahaman saya tentang apa yang sedang berlaku. Saya berpendapat bahawa apa juga yang kita rasakan ini adalah akibat daripada kepincangan atau ketindakseimbangan yang berlalu di dunia. Bagi saya, solusinya terletak kepada sejauhmana kesediaan kita dan warga dunia untuk  kembali kepada asas. Bagi saya asas ialah kehidupan seimbang.

7. Lalu saya fokus kepada inisiatif  *berusaha membina Kehidupan Seimbang*. Ini bukanlah sesuatu yang baru bagi saya. Saya telah membuat kajian tentang kehidupan seimbang dan menulis penemuan saya tentangnya sejak tahun 2000 lagi. Pada awalnya, inisiatif itu hanya sekadar perjuangan persendirian di zaman muda. Tetapi apabila saya lihat ramai pula orang di luar sana juga mencari perkara yang sama, maka saya telah berikan perhatian serius dan fokus terhadapnya. Maka lahirlah sebuah program yang saya namakan “Amalan HIdup Seimbang Saya” ataupun “My Balance Living Program” atau singkatannya MyBLP. Saya tidak mengatakan ini sesuatu yang terbaik, tetapi ini adalah salah satu hasil dari pembelajaran sepanjang hayat (Life Long Learning) yang ingin saya wariskan ksebagai pusaka kepada anak cucu serta generasi akan datang.

8. Apa yang saya lakukan ini ini langsung tidak berunsurkan politik. Tiada sebarang muslihat sama sekali. Seperti yang saya katakana dalam para 5 di atas, “ini sudah menjadi tanggungjawab nasional (National Responsibility) bahkan tanggungjawab global (Global Responsibility) untuk insan sejagat.

9. Apa yang perlu kita lakukan ialah, kita hanya perlu meluangkan sedikit masa yang kita khaskan untuk bertukar-tukar pendapat, ilmu pengetahuan dan pengalaman, dalam usaha kita mencari penyelesaian terbaik untuk isu yang sedang kita hadapi. Ini akan dilakukan dalam persekitaran yang kondusif mengikut keselesaan kepada kita, misalnya, dalam mesyuarat Zoom Internet, sesi bersemuka secara peribadi, atau dalam sesi program latihan khas dan seumpamanya. Pada Ketika itu, saya atau mana-mana pengamal MyBLP bertauliah yang lain, akan memberi bimbingan dan menyediakan garis panduan khusus berdasarkan formula MyBLP, seperti Lapan (8) Amalan Hidup Seimbang dan sebagainya. Ini penting untuk kita gunakan sebagai peralatan (tools) dan panduan (guidelines) dalam menghadapi serta menyelesaikan apa juga isu-isu yang sedang dihadapi. Kemudian dari situ, kita boleh terus mengamalkan ‘Balance Living’ tadi dan rasai manfaatnya. Mungkin pada tahap itu, kita sudah mula menjalani kehidupan yang seimbang. Sudah tentu ini bukanlah semudah yang diperkatakan. Ini memerlukan usaha dan komitmen serta dedikasi yang berterusan Apabila kita merasakan terdapat hasil positif dalam hidup kita, maka bolehlah kita kongsikan pengalaman itu kepada keluarga dan rakan-rakan, mahupun menjemput warga dunia lain yang berminat untuk menyertai inisiatif ini secara sukarela. Tiada paksaan langsung.

10. Jika anda ingin tahu apakah itu “Kehidupan Seimbang” yang saya maksudkan dalam penulisan ini, mari sertai saya dalam pengembaraan ini. Sudi kiranya jenguk Facebook & Blog di bawah ini. Moga bernafaat hendaknya.


FACEBOOK

MyBLP Puncakmaya (Dr Mile)

facebook.com/MYBLP.DRMILE


BLOG 

*Puncakmaya Housed of Balance Living*

tenagapuncakmaya.blogspot.com


11. Jika ada masuk dalam FB & Blog tu, tegurlah saya dengan *menaip "Salam Maju Jaya Dalam Keseimbangan"*. 

12. Jika setelah membacanya dan anda rasa ada manfaatnya, sudi apalah kiranya *kongsikan" kepada keluarga, teman dan sahabat handai yang juga mencari sesuatu solusi untuk diri mereka. Mungkin disini ada punca pendapat untuk mereka bertitik tolak kearah Hasrat mereka itu.

13. . Ayuh, bersama-sama kita wujudkan Komuniti Masyarakat & Insan Seimbang, iaitu mereka yang ingin bersama-sama membina Kehidupan Seimbang untuk menjadikan alam ini suatu tempat yang indah untuk didiami (Make the world a better place to live in).

Terima Kasih

Salam Maju Jaya Dalam Keseimbangan

Dr.Mile : Pengasas MyBLP (Sejak 2000)





Wednesday, January 4, 2023

Life is a Journey for a Purpose


Hidup ini suatu pengembaraan. Pengembaraan mencari maksud hidup. Hanya bila kita jumpa maksud itu, barulah kita temui destinasi kehidupan. ~Dr.mile MyBLP~

PB4: PERSEDIAAN UNTUK KLIP VIDEO MyBLP MUSIM 1 (PENGENALAN UMUM) 13 EPISOD

Salam hormat,

Semoga kalian sihat, ceria tenang dan bahagia.

1. Saya dengan kru Creative Multimedia MyBLP (CMM-MYBLP) sedang dalam perancangan  untuk mengelurakan klip video MyBLP yang sulung.

2. Ini bertujuan untuk memperkenalkan MyBLP kepada insan sejagat melalui perkongsian  informasi awal mengenai MyBLP yang akan dengan sendirinya menerangkan misi, visi, tujuan dan objektif MyBLP itu diwujudkan.

3. Klip video awal yang dijangka berdurasi 3 – 4 minit setiap episod, akan disampaikan sendiri oleh pengasas MyBLP dalam tigabelas (13) episod bagi Musim 1 (Season 1) seperti yang tertera dalam paparan posting hari ini.

4. Kita akan coba untuk mendekati pembaca dan masyarakat umum melalui media sosial yang sesuai secara berkala pada masa-masa yang akan ditentukan kelak.

5. Ini adalah inisiatif dan ‘passion’ kami dalam memunaikan tanggungjawab sosial kepada sesama insan dalam dunia yang kini semakin penuh  dengan segala macam tribulasi dan pancaroba.

6. Ikuti pengembaraan pembelajaran sepanjang hayat (Life Long Learning) bersama MyBLP dalam membina kehidupan dan bukan hanya bekerja menyara hidup untuk menjalani penghidupan (Make a Life, Not Just a Living).


Salam Maju Jaya Dalam Keseimbangan


Dr.Mile (Pengasas MyBLP)

03Jan2023



Monday, January 2, 2023

INTRO MYBLP DALAM FB

INTRO IN MYBLP FB

02-JAN-2023



SALAM PERKENALAN


Hai, Salam mesra. Nama saya Dr. Mile. 

 

Saya adalah pengasas, penggubal, pengarang, mentor dan principal trainer Amalan Hidup Seimbang (My Balance Living Program) yang juga dikenali sebagai MyBLP. MyBLP digubal khas untuk mereka yang mencari kejayaan dan kebahagiaan dalam kehidupan yang seimbang iaitu membina kehidupan secara harmoni dengan alam semesta dan bukan sekadar mencari pendapatan untuk hidup.

 

MyBLP adalah hasil perjalanan hidup saya dalam mencari kebahagiaan dalam kehidupan yang seimbang. Pada awalnya, ia bermula hanya sebagai perjuangan peribadi di zaman muda saya, sehinggalah saya mendapat tahu bahawa ramai orang lain juga mencari formula untuk kehidupan yang seimbang. Barulah saya mula menggubal program MyBLP secara holistik dan bersepadu serta berkongsi tentangnya kepada dunia luar apabila saya mencapai usia 60 tahun pada tahun 2022 melalui penerbitan buku MyBLP yang sulung.

 

Intipati MyBLP terdiri daripada lapan (8) amalan hidup seimbang berdasarkan prinsip, konsep dan falsafah sejagat yang mudah diamalkan oleh semua umat manusia tanpa mengira status sosial, jantina, bangsa, agama dan negara. 

 

Melalui MyBLP saya beriltizam untuk membantu Insan dan komuniti dalam membina kehidupan Seimbang mereka secara sukarela. Tiada paksaan. Jika anda inginkan kehidupan yang seimbang, mari sertai saya dalam perjalanan Pembelajaran Sepanjang Hayat ini dan nikmati kebaikan sejagat dalam kehidupan yang seimbang.

 

Salam Maju Jaya Dalam Keseimbangan.

 

 


ENGLISH TRANSLATION

 

Hi, Greetings, My name is Dr. Mile. 

 

I am the founder, designer, author, and principal trainer of My Balance Living Program also known as MyBLP. MyBLP is a program that I specially designed for those who seek greatness & happiness in a balanced life i.e. Make a life in harmony with the universe and not just to make a living. 

 

MyBLP is the result of my lifetime journey in pursuit of greatness in a balance life. It first started as a personal struggle during my youth, until I found out that many others are also seeking the formula for a balance life. That’s when I started to design a holistic integrated MyBLP program and thereafter share it to the rest of the world when I reached 60 years old in 2022 through the Maiden publication of MyBLP books.

 

The essence of MyBLP consists of eight (8) balance living practices based on universal principles, concepts and philosophies which can be easily practiced by all mankind regardless of social status, gender, race, religion and country.

 

Through MyBLP, I humbly envisioned to assist people and community who volunteer to endure a Balanced Life. No compulsion at all. If you desire to live in balance, come join me in this Life Long Learning journey and enjoy the universal virtues of happiness in a balanced life.

 

WISHING YOU SUCCESS & HAPPINESS IN BALANCE


Dr.Mile

02JAN2023

Sunday, January 1, 2023

FaceBook MyBLP (010123)




1. Alhamdulillah syukur, hari ini laman FB MyBLP diwujudkan buat pertama kalinya. Hari ini juga bertepatan dengan hari ulang tahun saya yang ke 61.

 

2. Setelah 61 tahun hidup di dunia melalui berbagai macam tribulasi kehidupan, pahit-manis, suka-duka, hitam-putih, tangis-tawa, jatuh-bangun dan segala macam cacamaraba kehidupan, saya yakin bahawa saya telah menemui solusi & formula dalam membina kehidupan impian yang boleh diamalkan dan dipusakakan kepada anak-cucu generasi mendatang. 


3. Namun, tidak bermakna bahawa solusi itu adalah muktamad, kerana hidup ini adalah dinamik, ibarat "Pembelajaran Sepanjang Hayat". Selagi hayat dikandung badan pasti akan ada saja pembelajaran yang basal kita tempuhi. Apa lagi, dengan qudrat Iradat Allah Tuhan Semesta alam, seitap insan mempunyai liku-liku perjalanan kehidupan masing-masing yang Indah dan semuanya ada dalam pengetahuan Allah swt jua.


4. Adapun solusi yang saya maksudkan di atas ialah asas kehidupan. Saya percaya bahawa  semua insan harus kembali kepada asas (Back to basic) barulah ia mennemui maksud hidupnya yang sebenar. Kehidupan ini bukan destinasi - ia adalah statu perjalanan (Journey) menuju destinasi abadi di harı akhirat.


5. InsyaAllah, nanti saya akan kongsikan huraian dengan lebih terperinci samada dalam Blog & FB MyBLP mahupun semasa pertemuan bersemuka kita dalam program-program MyBLP.

 

6. Syukur sangat-sangat kepada Allah Tuhan semesta Alam dan terima kasih kepada semua insan yang pernah meninggalkan bekas ke dalam kehidupan saya, tak kiralah samada dalam keadaan yang positif mahupun negative. Bagi saya, semua itu telah 'tertulis' dan tiada yang saya sesalkan, melainkan dibuat sempadan dan pedoman untuk melangkah kehadapan menjalani saki baki hanyat yang entah berapa lama lagi ini.

 

Salam ampun maaf dan terima kasih semua.

 

Dr.Mile

02Januari2023

 


Saturday, December 31, 2022

MyBLP MELANGKAH KE TAHUN 2023


MyBLP MELANGKAH KE TAHUN 2023

1. Alhamdulillah syukur, hari ini MyBLP melangkah masuk ke tahun 2023. Tahun 2022 merupakan tahun yang bersejarah, kerana pada tahun tersebut MyBLP telah melakar beberapa pencapaian, di antara ialah;

Karya MyBLP siap penulisan 100%

Lulus Tradmark Logo MyBLP di MyIPO

Lulus hakcipta terpelihara di MyIPO bagi tiga buku Siri MyBLP

Lulus ISBN di Perpustakaan Negara

Cetakan pertama Tiga Buku Siri MyBLP sebanyak 40 set

Hadiah satu set Buku MyBLP kepada YAB Ketua Menteri Sabah 

Hadiah satu set Buku MyBKP kepada Tan Sri Pandikar Amin Hj Mulia

Hadiah set buku kepada beberapa orang yang pernah menyumbang bantuan.

Kursus pertama Kembara Insan Seimbang untuk Asnaf di KL


2. Setelah duapuluh tahun sejak saya mula menulis idea pada 2002, sehingga siap naskah pertama buku MyBLP dengan rasminya pada tahun 2022, terlalu banyak peristiwa, kejadian dan pengalaman hidup yang mematangkan telah saya tempuhi. Pada tahun 2020 – 2021 seluruh dunia dilanda wabak Covid19 dan seluruh negara dalam keadaan “Lock-Down”. Saya adalah salah seorang magsa wabak Covid19 dan terpaksa dirawat dalam Wad Khas di QEH selama 14 hari. Namun, hikmahnya selepas itu, saya telah fokus dan menyiapkan penulisan buku MyBLP sehingga 100 siap.


3. Kini saya harus melangkah setapak lagi untuk membawa MyBLP keluar dari dalam buku ke dalam kehidupan seharian insan sejagat. Misi saya seterusnya ialah untuk membawa MyBLP ke persada dunia luar agar dapat dimanfaatkan oleh seberapai ramai insan sejagat. Maka saya pun membuatlah beberapa persediaan awal.


4. Di antara perancangan awal yang telah saya buat ialah;

Pelan Perniagaan MyBLP

Pelan membawa MyBLP kedalam Medsos melalui 13 siri Video Klip Tiktok

Pelan membuat Image Branding MyBLP

Pelan membuat merchandize untuk MyBLP


5. Walaupun saya ada membuat beberapa perancangan awal bagi mencapai maksud tersebut, saya tidak memaksa diri sama sekali. Sebaliknya saya mengikuti arus alam dan bertindak mengikut ke mana aarus itu membawa saya. Bukan kerana saya jumud atau was-was, tetapi saya yakin bahawa alam ini pasti membawa saya ke suatu destinasi yang indah dan bahagia pada suatu masa yang paling sesuai.


6. Dengan itu, saya melihat tahun 2023 ini dengan pandangan yang optimis dan yakin bahawa MyBLP akan maju kehadapan dengan seimbang sambil menawan gunung demi gunung menuju kepuncak jaya dimana ia selayaknya dengan izin Allah swt. Saya akan kongsikan perkembangan seterusnya dari semasa ke semasa.


Salam Maju Jaya dalam Keseimbangan.


Dr.Mile

01hb Januari 2023




Friday, November 11, 2022

The Birth of my Triplets





11hb November 2022 (Jumaat) adalah tarikh kelahiran Buku MyBLP. 

Saturday, October 16, 2021

BLP Manuscript Completed for Final Edit

Alhamdulillah today is 16th October 2021. finally my Manuscript for BLP Part 1 & Part 2 is completed. Ready to be sumbitted to MyIPO for Trademark & Copyright Registration. Blessings of MCO - Covid-19 Pendemic syukur

Friday, April 24, 2020

I'M BACK !

Salam ramadhan Al Mubarak, Today is 1st Ramadhan 1441 dated 24 April 2020. Finally I am back home to 'The House of Balance Living' after 6 years, busy doing other things. This is the blessing of having to stay at home during this unfortunate Covid19 tragedy that the world is facing. Here in Malaysia the government enforced the Movement Control Order (MCO), thank goodness. Like it or not, everyone have to stay at home, doing whatever is necessary to stay healthy and safe. For me, I take the opportunity to continue writing my book which I started in 2002! it has been 18 years ago! Im a grand dad now! Well, like the saying goes, "Better late than never :-) I am glad that the book is now 95% completed. Im now reviewing the contents and designing the book cover. At the same time I googled to learn more about how to get my book published. This is so much joy. I really enjoy doing this. I have also set up a small whataaps group amongst my children and niece to assist me in the design and any other comments. I need all the feedback that I can get to feel the heartbeat of readers. Lets hope this first book can get off the launching pad within this year bi iznillah. Stay tuned. Wasalam Dr.Mile

Sunday, February 2, 2020

Salam Bahagia.

Salam and greetings

I would like to begin this blog by praising the Almighty creator for the ‘Rahmat’ and ‘Nikmat’ as well as the ‘Challenges’ and ‘Difficulties’ that He has given us.

I sincerely believe that nothing in this world happen by coincidence. There are reasons practically to everything. The ups and downs that we encounter in life can be very meaningful if we choose understand them. The universe that He had created for us provides clues, signals and messages that come in various forms such as incidents, conditions or circumstances. It is entirely up to us - to cherish or regret. To sit on it or do something about it.

This blog is created basically for two reasons. Firstly, to help me to keep pace and momentum on the book I am currently writing. Secondly, I hope that through this blog, I will be able to share and exchange life experience with people who endure the same interest and passion especially in search for peace, love, health, prosperity, balance living and desired freedom. These are moving targets since Life is a journey.

I actually started writing the book since 02 April 2002. Unfortunately, a great deal of the content was lost when my laptop was stolen last year. From that day onwards, I always keep external drive to backup my work. In a way, this blog would come in handy too.

Please feel free to respond and participate in this blog (or endeavor). You can do so in English or Malay. Otherwise, you can just sit back and relax as you read. No compulsion at all.

Thank You
Salam Sihat, Ceria & Tenang

Dr.Mile

Tuesday, December 30, 2014

Welcoming Remark



Salam and Greetings,

My heartfelt and warmest welcome to those of you who have just came across this blog.

This blog is created basically for two reasons. Firstly, to help me keep pace on the book I am currently writing. I actually started writing the book since 02 April 2002. Unfortunately, a great deal of the content was lost together with my laptop in 2008. From that day onwards, I always keep external drive to backup my work. In a way, this blog would come in handy.

Secondly, I hope that through this blog, I will be able to share and exchange life experiences with people who endure the same interest and passion especially in search of peace, love, health, prosperity, balance living and desired freedom. These are moving targets in our journey through life.

I sincerely believe that nothing in this world happen by coincidence. There are reasons and meanings practically to everything. The ups and downs, the rain and the shine and everything that we encounter in life can be very meaningful if only we understand them. The universe that God had created for us, provides clues, signals and messages that come in various forms such as incidents, conditions or circumstances. It is entirely up to us - to cherish or regret - to sit on it, or do something about it.

Please feel free to respond and participate in this blog either in English or Bahasa Melayu.

Thank You

Dr Mile

Tuesday, March 18, 2014

Tuesday, January 3, 2012

Salam Tahun 2012

Salam Hormat dan Salam Tahun 2012.

Syukur Alhamdulillah, kita masih dipertemukan lagi dalam blog ini. Diharap kalian dalam keadaan sihat, ceria, tenang, bahagia dan maju jaya dalam kehidupan seharian.

Sebenarnya, tidak kira bagaimanapun dan dimanapun keadaan kita sekarang, tentu ada perkara baik yang berlaku kepada diri kita yang harus kita syukuri disepanjang 2011. Saya pernah diingatkan oleh ibu saya, bahawa jika kita banyak bersyukur, tuhan akan tambah nikmatNya untuk kita.

Bagi saya, tahun 2011 adalah tahun yang paling pantas berlalu yang pernah saya rasakan disepanjang hayat ini. Meskipun setiap tahun mempunyai corak dan kenangannya yang tersendiri, namun tahun 2011 meninggalkan memori yang amat mendalam kepada saya. Ini kerana ia merupakan fasa penting yang berpotensi untuk merubah corak kehidupan saya di masa akan datang. Genap 2hb Januari (02012012) tahun ini, saya telah mencecah usia 50 tahun. Segelintir orang berpendapat, usia hanyalah suatu angka semata-mata, tetapi apa yang penting ialah disebalik angka tersebut, terdapat pengalaman tambah nilai yang tidak boleh dinilai dengan wang ringgit.

Saya bersyukur kerana disepanjang 2011, saya telah diberikan kesihatan tubuh badan, kecergasan minda, ketabahan emosi, keberkatan rezeki dan kesepaduan sokongan serta kasih sayang keluarga dan rakan-rakan untuk meneruskan perjuangan merealisasikan impian saya. Kehidupan saya di tahun 2011 boleh diibaratkan seperti kisah berikut;

Al kisah, terdapat seorang lelaki setengah abad berjalan ditepian pasir pantai, menghadap lautan lepas, sambil merentas riak-riak ombak kecil. Sesekali dia digamit oleh angin sepoi-sepoi bahasa. Perlahan-lahan, lelaki itu mula berenang di dalam air, kemudian menyelam ke dalam lautan jernih membiru yang kaya dengan pelbagai khazanah. Ketika dia berada dalam air di pinggiran pantai itu, suhu air terasa begitu nyaman. Diketika itu, dia dapat melihat pemandangan kumpulan ikan yang bermain-main di batu karang yang indah berwarna warni dan bergerak melambai-laibai dialun arus, disebalik air yang jernih.

Namun dia tidak leka dengan pemandangan tersebut kerana itu bukanlah tujuannya ke situ. Tujuan sebenarnya ialah untuk menyelam jauh ke dasar lautan dalam, bagi mendapatkan ‘mutiara’ yang dikawal rapi oleh cengkerang dan entah apa lagi misteri atau bahaya yang mungkin ada disitu. Mutiara yang dicari itu adalah tinggi nilainya dan hanya orang-orang tertentu saja yang boleh memilikinya. Mutiara itu amat penting bagi si lelaki itu kerana mutiara itu akan menjadi asbab yang diperlukannya untuk merubah kehidupannya.

Sebelum itu, si lelaki tadi telah mendengar beberapa kisah tetang keindahan perjalanan mencari mutiara daripada beberapa orang yang terdahulu. Mereka telah memberinya lokasi dan tunjuk ajar kaedah untuk mendapatkan mutiara tersebut secara langsung. Kini setelah ia mengalami sendiri, barulah ia sedar, bahawa perkara itu bukanlah semudah yang diceritakan. Lebih-lebih lagi ketika mengharungi pengembaraan menyelam ke dasar lautan. Semakin dalam ia menyelam, semakin mengigit suhu dan tekanan dirasakan. Pemandangan dilautan dalam semakin kabur dan perasaannya semakin gemuruh. Apa yang kedengaran hanyalah degupan jantungnya sendiri. Ini kerana hanya ia seorang diri didalam lautan itu, rakan-rakan lainnya hanya menunggu di tepian pantai.

Si lelaki tadi perlu mengerahkan seluruh kudrat dan mengaplikasi setiap ilmu dan teknik yang pernah dipelajari sebelum ini. Jika stamina dan daya ketahanannya alang-alang, mungkin dia akan berputus asa dan timbul ke permukaan air, melangkah pulang dengan longlai dan singgah ke kedai membeli mutiara lain mengikut harga di pasaran biasa. Sedangkan dia sebenarnya ingin menyelam terus bagi mendapatkan sumber mutiara asli agar dapat melangkaui urusniaga secara luar biasa menggunakan ‘Strategi Lautan Biru’.

Syukurlah, daya juang si lelaki masih cekal. Dengan segera dia berusaha mengalihkan tumpuannya daripada masalah kesusahan yang membelenggu ketika itu, kepada bayangan dan imbasan ‘hasil’ yang bakal dikecapi jika ia berjaya mengutip mutiara. Lantaran itu, dia membuat keputusan untuk memujuk hatinya, menenangkan dirinya dan menerima hakikat tujuan asalnya menyelam di lautan itu. Usaha tersebut telah berjaya mendorongnya untuk meneruskan misinya. Pesanan orang-orang tua “alang-alang menyeluk pekasam biar sampai ke pangkal lengan’ berkumandang disanubarinya. Dia perlu mengawal dan mencari keseimbangan diri. Dia harus menerima hakikatnya bahawa apa yang dilakukannya itu memang memerlukan stamina, keberanian dan keazaman yang nekad.

Si lelaki terus menyelam dan menyelam lagi, hinggalah dia sudah berada di dasar lautan. Nah! disitu dia dapat melihat kilauan mutiara dihadapannya, bahkan hanya beberapa jarak saja daripada jangkauannya. Ketika semakin menghampiri mutiara tersebut, kegelisahan si lelaki tadi perlahan-lahan bertukar menjadi kegirangan. Ia kini menyaksikan sendiri kilauan mutiara di depan mata kasarnya, yang suatu ketika dahulu, hanya berada di dalam bayangan mindanya sahaja.

Diketika itu, dia sudah boleh mengukir senyuman yang bertonggakkan satu harapan baru menyelubungi jiwa raganya. Dalam pada itu, dia sedar bahawa dia harus mengumpul mutiara-mutiara tersebut dan segera kembali mendapatkan rakan-rakannya yang masih berada di tepian pantai, menanti kepulangannya dengan penuh tanda tanya. Walau bagaimanapun si lelaki tadi harus bijak mengutip mutiara yang asli sahaja dan berhati-hati agar terpelihara daripada sebarang bentuk ancaman atau kepalsuan yang boleh merugikan. Hanya sedikit saja lagi kesabaran, kecekalan, ketabahan dan usaha, keberhasilan pasti dikecapi!

InsyaAllah saya berazam untuk melihat bibit-bibit usaha yang saya fokuskan sejak kebelakangan ini, tumbuh, berbunga dan berbuah membawa hasil. Saya berhajat untuk menerbitkan Buku Dr Mile-BLP dalam tahun 2012 ini bermula dengan program ulung ‘ESMAL Corporate Retreat 2012’ di kaki gunung Kinabalu pada bulan Januari 2012.

Semoga tahun 2012 membawa lebih makna dalam kehidupan kita semua.
Salam hormat dan selamat maju jaya.

Dr Mile
02012012

Wednesday, September 14, 2011

Messages From Inwithin - Our Innerself

In this post I would like to share my respond to a comment posted by QueenOfHearts (QOH) a couple of weeks ago as follows:
“Just would like to add on a little bit of my thoughts on Fact of Life #6 ...please feel free to correct me if I am wrong...in finding solutions to some of my problems...I have sometimes found that the answer or solution was already staring me at my face...like there was a voice in my head... yet I chose to ignore it...only to realise later that I actually had already found the solution (tepuk dahi la)...so...i think we sometimes also need to let our instincts guide us as well...we need to also listen to ourselves and belief in ourselves ...What say you Doc..?? “

Dear QOH, Thank you for sharing your thoughts in my blog. Please bear with me for the late respond. I was not blogging during the Hari Raya Aidl Fitri weeks. Here, I have broken your comments into five segments so that I can give my responce more specifically based on the areas concerned as follows;


#1. please feel free to correct me if I am wrong:
Honestly there is no correction needed. In fact, my blog is not about teaching people on the ‘rights or wrongs’ - its about sharing real genuine experiences amongst the readers in facing real life issues. I sincerely hope that through the sharing, in some small ways, we can touch and make more meanings to the life of other people in trying to relate and reflect, the issues and challenges that they faced in life, in their own context. Hopefully that would help surfaces some of the insights that might be burried alongside the persuit of potential solutions to an issue and finally, the so called ‘rights and wrongs’ shall be decided by them.

It is my wish that the writings in my blog serve just as one of the inputs needed by them to subsequently take the responsibility to move towards a clearer direction or craft and implement whatever actions that they may choose to take (taking no action is also an action).

#2. ...in finding solutions to some of my problems...I have sometimes found that the answer or solution was already staring me at my face...like there was a voice in my head... It is indeed a priceless blessings from Allah SWT if you have acknowledged that phenomenon. You should be very grateful for that. As for me, it took me many years just to know that point, let alone to understand and feel the reality of the messages tingelling inside me for recognition before finally I realize that it is actually a gift from God. Allah Rabbul Izzati has given that gift to us since the day we were sent to this world - empowered through the unseen system of the universe.

That is why, time and again, great schloars, scientist and wise grandmasters all over the world, recommend us to listen to our body – and that is not an easy skill to be mastered. (especially nowadays where everything seems to be gajeted and makes us become too dependent on machines. As a result we are geting further and further away from our innerself. True enough those technological gadgets are meant to enhance research etc. for the betterment of mankind but, we cannot discard the fact that there is a huge price to pay – the expense of loosing control over our own body and essence-self.).

It is important to know that once that skill (innerself-control) is mastered, one would then pocess the real key that can open the doors to genuine love, health and prosperity to cruise the journey of life successfully into the next after-life (hereafter). Anyway this is one of the essence of my BLP program i.e. bringing us closer to ourselves, our families, our neighbour, our country and our universe living in harmony and balanced.

#3. yet I chose to ignore it...only to realise later that I actually had already found the solution (tepuk dahi la).
This is not uncommon. Many people undergo quite similar experiences in their own context. Many times we tend to ignore those signals and messages. Most of the time ending up regreting not doing something about it.

On the other hand, we also faced countless experience of frustration and disappointment as a result of following what seems to be a message in our innerself. In this case, it is very important to distinguish between wispers of ‘haq’ (truth) or ‘bathil’ (evil). It is always like that. God created most of the contents in the uiverse in pairs, such as men & women, day & night, positive & negative, black & white as well as good & evil. This is the very reasons why ‘ilmu’ (knowledge) ‘ehsan’ & ‘amal solleh’ (virtuous pratices) are essential to screen and identify the demarcation of either of the paris that happen inside us at a particular point of time.

For this purpose, there are specific techniques that we can apply or impart based on the teachings and guidance of the Holy Prophet Muhammad SAW. The art and science of decision makin and inner control. Honestly, I am still undergoing the process of learning that skill. It is becoming more and more interesting and is undoubtedly a very worthy time spending initiatives. At the same time, I am documenting those learning experiences and concurrently internalizing, refining them for the purpose of transfering the acquired basic body of knowledge and skills. I am more convinced now that mastering the skill s a life long journey - after every mystery solved in relations to that skill, other new mysteries emmerge.

Please also tak e note that, there are also many cases where the results of actions taken based on following inner-self messages in search for solutions, led to mixed experiences - pleasant as well as unpleasant. How do we explain this phnomenon? This is an interesting topic, but may require subtantial elaborations. InsyaAllah, I will share my views in my next post.


#4. ...so...i think we sometimes also need to let our instincts guide us as well...we need to also listen to ourselves and belief in ourselves ...
what is instincts in layman definitions? How can we trust our instincts? What are the difference between instinct, 'firasat', affirmations & hunches? These are some other interesting topics, InsyaAllah, I hope to share my views in my next post.

#5. What say you Doc..??
Thank you for the sharing. You have actually echoed and amplified some of the basic principles of iving in balance that I am advocating in my BLP programs. Perhaps in the enar future, if you (and many others) care to quote some of the real-life examples and allow me to share with the rest of the world, I would gladly include them in the book I am currrently writing.

Salam Sihat, Ceria, Tenang
Dr Mile

Thursday, September 1, 2011

Selamat Hari Raya Aidil Fitri 2011

Wishing all of u a blessed and happy Aidil Fitri. Selamat Hari Raya, Maaf Zahir Batin. Bersyukur dg apa yang ada, bersabar dg apa yang tiada dan berusha untuk mendapat apa yang bakal ada. Selamat merdeka dan maju jaya.

Wednesday, August 3, 2011

Tajuk: “Bergerak untuk hidup kerana hidup itu bergerak”

Kita harus menyedari bahawa kehidupan ini (life) adalah suatu yang hidup (alive) dan bukan jumud (stagnant). Suka atau tidak, mahu atau tidak, hidup kita ini sentiasa dalam perjalanan dan pergerakan. Walaupun kita sedang tidur, organ-organ dalam badan kita sibuk berfungsi. Kesemua bulu-bulu, rambut, kuku yang ada pada anggota badan kita hinggalah perut dan usus kita misalnya, sentiasa bergerak dan berfungsi. Jantung kita dan nafas kita tidak pernah berhenti walau seketika. Jika sesaat saja ia berhenti, ini boleh mengakibatkan kita lumpuh atau mati.

Hakikatnya diri kita tidak pernah berhenti bergerak. Walaupun batasan pergerakan itu dipengaruhi oleh keadaan kesihatan kita, selagi kita boleh bergerak, itulah tandanya kita masih hidup. Berhenti bergerak, padah akibatnya.

Demikianlah juga dengan alam semesta ini. Bumi sentiasa berputar pada orbitnya dan kerana itu terjadilah siang dan malam, air pasang dan surut. Kesemuanya bergerak dalam satu sistem yang harmoni patuh pada perintah Allah. Itulah sebabnya dalam program ‘House of Balance Living’ yang saya anjurkan, saya mengajak agar kita harus belajar dan bersabahat dengan alam dan hidup harmoni dengannya. Ini kerana kita juga merupakan salah satu daripada komponen alam ini.

Apa yang membezakan kita dengan seluruh alam ini ialah, kita telah dijadikan sebaik-baik kejadian (Asraful Mahluqats) dan kita (manusia) adalah pemimpin dipermukaan bumi. Sebenarnya seluruh alam ini diciptakan untuk memberi manfaat kepada kita. Sebab itulah kita dibekalkan akal dan fikir (hardware). Akal dan fikir akan lebih tajam dan bermakna jika di isi dengan ilmu dan zikir (software). Ilmu dan zikir pula akan lebih membawa manfaat jika dihiasai dengan ehsan (ethics). Keberhasilan yang baik akan diperolehi jika ada kesimbangan perkara-perkara tersebut.

Sebaliknya, jika kita tidak akur dengan perintah Maha Pencipta, kita akan jadi mahluk yang sangat rugi dan lebih hina daripada haiwan. Kerosakan dipermukaan bumi adalah akibat daripada perbuatan tangan manusia sendiri. Ini bukan pendapat saya, rujuklah kitab suci Al’Quran, anda akan dapati banyak peringatan dariapda Allah Rabbul Izzati tentang perkara ini.

Dalam nukilan yang lalu, saya menceritakan tentang satu peribahasa. Perlu diingat bahawa tiap sesuatu kata-kata hikmah misalnya yang berbentuk peribahasa dan lain-lain itu, timbul mengikut suasana atau konteks keadaan. Ini berlaku sejak zaman dahulu lagi dikalangan para nabi, arif-billah, ahli-fikir, ahli falsafah, ahli seni dari pelbagai jurusan dan termasuk juga para pemimpin agong yang datang dari pelbagai benua, bangsa, agama dan keturunan. Sebenarnya fenomena ‘kata-kata hikmah dan pedoman’ ini, berterusan hinggalah dikalangan arwah nenek moyang, ibubapa dan guru-guru kita dan bahkan mungkin dari diri kita sendiri, zuriat kita dan seterusnya hingga ke akhir zaman.

Samada kita boleh menerimanya dengan baik, atau memandangnya dengan kritis akan tergantung daripada sudut konteks mana kita melihatnya. Kita harus memilih daripada beribu-ribu kata-kata hikmah yang datang dari pelbagai sumber, untuk pedoman kita sesuai dengan konteks keadaan yang kita alami pada satu-satu masa. Apa yang penting ialah, kita harus mencari sesuatu sumber pengajaran atau inspirasi yang boleh dijadikan salah satu input untuk membuat keputusan bagi tindakan selanjutnya. Kita perlu memahami konteks kata-kata hikmah itu untuk mengambil iktibar secara berkesan sesuai dengan konteks yang sedang kita alami pada satu-satu masa. Dalam lain perkataan, kita harus melihatnya dari kacamata holistic ataupun menyeluruh.

Begitulah yang dikatakan pembelajaran seumur hidup. Kesemuanya berasal dari satu sumber iaitu Ilmu Allah, Tuhan yang mencipta alam dunia dan akhirat. Perumpamaan ilmu manusia yang paling pintar jika dihimpunkan sejak nabi adam hingalah hari kiamat, hanyalah umpama air setitis yang menitis dari sebilah jarum yang diangkat selepas direndamkan di lautan lepas.

Jika dalam nukilan yang lalu, saya menceritakan tentang perlunya supaya kita berhati-hati dan tidak gopoh-gapah dalam segala tindak tanduk kita dalam mengharungi kehidupan ini umpama peribahasa “Jangan hitung ayam anda sebelum telur ayam itu menetas”; dalam nukilan kali ini pula, saya ingin menggabungkannya (pair) dengan peribahasa “Alang-alang menyeluk pekasam, biar sampai kepangkal lengan, alang-alang mandi, biar basah”.

Ini kerana, selain daripada bersikap konservatif dan berhati-hati, kita tidak harus menghadkan diri untuk bertindak proaktif. Malah, kita harus imbangi dengan peribahas lain seperti “Alang-alang menyeluk pekasam, biar sampai ke pangkal lengan, alang-alang mandi, biar basah” dan banyak lagi peribahasa yang berkaitan.

Perlu diingat bahawa kita harus bergerak dan terus bergerak untuk hidup kerana hidup itu bergerak. Boleh berehat tapi jangan berhenti bergerak. (Rest if you must, but don’t you stop!). Allah tidak akan mengubah nasib kita, jika kita tidak berusaha mengubah nasib diri kita sendiri. Jika kita berjalan (bergerak) ke arah kebaikan, Rahmat Allah berlari ke arah kita. Umpama air yang sentiasa mengalir, walau setitis kecil jika berterusan dengan istiqamah akan memberi kesan (lekuk atau lobang) ke atas batu yang keras yang tidak bergerak.

Jika kita berusaha sungguh-sunguh dengan menggunakan teknik yang betul, 10 biji telor bukan hanya akan menghasilkan 10 ekor anak ayam, bahkan boleh menjadi 20 ekor anak ayam dan lebih dari itu hingga 2 juta ekor anak ayam dan seterusnya. Sesungguhnya Allah melipatgandakan bagi siap yang dihendakiNya dan Allah Maha meluas, Maha Mengetahui.

Sebenarnya konteks ini adalah sejajar dengan Program BLP saya iaitu BLI 8.1 hingga 8.5. (InsyaAllah intipati perkara ini akan dihuraikan dalam website khusus Program BLP Dr.Mile)

Semoga maju jaya di dalam keseimbangan
Salam Ramadhan Al’Mubarak
Dr Mile

Tuesday, August 2, 2011

Tajuk: “Jangan kira anak ayam anda sebelum telur menetas” “Don’t count your chicken before they hatched”

( Sudah menjadi kebiasaan saya untuk menulis ketika dalam perjalanan jauh semasa kerja. Ini bertujuan untuk dikongsikan sebagai bahan bacaan dan hiburan zuriat dan cucu-cicit saya. Berikut adalah salah satu nukilan yang saya coretkan semasa dalam penerbangan ke Kota Kinabalu daripada Kuala Lumpur pada 11 hb Jun 2011 jam 9.45 malam.)

*******

Pertama kali saya diperkenalkan dengan peribahasa Inggeris “Don’t count your chicken before they hatched”, ialah pada awal tahun 70an semasa berada di sekolah menengah ‘St Patricks Secondary School, Tawau’ oleh Mr. Kurian. Pada ketika itu, kefahaman saya terhadap peribahasa ini ialah ; “Jangan terburu-buru membuat kesimpulan apabila sedang mengusahakan sesuatu, sebaliknya tunggulah sehingga ke saat akhir apabila kenyatan usaha itu telah menghasilkan bukti secara objektif, barulah bergembira”.

Ini bermakna, walaubagaimana tingginya pengharapan kita terhadap sesuatu perkara yang diusahakan, kita harus bersabar hinggalah ke saat akhir, iaitu apabila telah jelas terbukti, keputusan ataupun penghasilan akibat daripada perkara yang kita usahakan itu. Dikala itu barulah kita wajar mengistiharkannya. Dalam perkataan lain, kita hendaklah boleh membezakan antara fakta (facts) dan pendapat (opinion).

Contohnya, jika kita menternak ayam, dan ia mengeluarkan 10 biji telor, kita tidak seharusnya melaung-laungkan bahawa kita sudah mempunya 10 ekor ayam. Ini kerana, apa yang ada dalam tangan kita ialah ‘telor’ ayam (in fakta); belum lagi ‘ayam’ (Pendapat) secara hakiki. Sememangnya potensi untuk mendapat 10 ekor ayam memang ada, dan tinggi, tetapi sehingga tiba saat ke semua telur itu menetas, barulah kita boleh memperakui bahawa kita ada 10 ekor ‘anak’ ayam.

Apabila kita tekun memelihara telur-telur ayam itu mengikut kaedah yang sepatutnya, dalam satu jangkamasa yang lumrah mengikut sunatullah (hukum alam), dan jika ada rezeki daripada Allah, barulah kita akan mendapat 10 ekor anak ayam secara hakiki. Ketika itu, terserahlah kepada kita untuk membuat apa sahaja terhadap anak-anak ayam tersebut samada untuk dibesarkan, dijual atau dijadikan apa sahaja : kerana dalam hukum alam, ia adalah ‘milik’ataupun ‘harta’ kita.

Namun, ada juga keadaan dimana 10 biji telor ayam itu, tidak akan menghasilkan 10 ekor ayam secara hakiki. Ada kemungkinan kita hanya akan mendapat 8 ekor, atau 5 ekor, atau langsung tidak ada ayam sama sekali! Perkara ini boleh berlaku disebabkan banyak faktor; samada faktor luar jangka seperti bencana alam, wabak penyakit, pencerobohan, kecurian dan sebagainya akibat daripada perkara diluar kawalan kita ataupun faktor-faktor dalaman akibat daripada kecuaian, kelemahan mahupun kesalahan kita sendiri. Kita akan hampa, kecewa dan mungkin juga malu, jika ketika kita mendapat 10 biji telor ayam, kita sudah menghebahkan kepada dunia bahawa kita sudah mendapat 10 ekor ayam. Ini adalah realiti yang tidak dapat kita nafikan.

Sebenarnya peribahasa seperti ini timbul, hasil daripada pengalaman orang-orang yang terdahulu daripada kita mengikut cara kehidupan mereka diketika itu. Inilah khazanah warisan peninggalan nenek moyang kita yang bertujuan untuk pedoman zuriat mereka di masa akan datang. Sememangnya kita harus berterima kasih.

Berbalik kepada peribahasa yang awal tadi, saya mula melihatnya secara kritis apabila saya menjejak ke tingkatan enam, universiti dan seterusnya apabila berkerjaya sebagai seorang konsultan Sistem Pengurusan Kualiti yang bertauliah dengan IRCA UK, New Zealand, Australia dan Malaysia. Pendedahan saya dengan pelbagai konsep dan falsafah dalam dunia alaf baru, yang menganjak paradigma seperti konsep ‘kecacatan-sifar’ (zero-defect) dan ‘Sistem Pengurusan Prestasi’ (Performance management system), standard piawaian dan lain-lain lagi, telah membuatkan saya mencabar peribahasa ini. Pada ketika itu, saya melihat dalam konteks bahawa jika peribahasa itu diamalkan, ia boleh menjadi satu kelemahan kerana seolah-olah ‘semangatnya’ tidak mempunyai keyakinan atau kecekapan ke arah menghasilkan kecacatan-sifar (zero-defect). Ia lebih bersifat ‘reaktif’ dan bukannya ‘proactive’. Barangkali peribahasa itu hanya layak berada dalam fikiran orang ‘tua-tua’ yang sudah ketinggalan zaman.

Apabila saya telah berkeluarga dan berkerjaya sebagai seorang usahawan dalam dunia perniagaan, saya dapati realiti persaingan untuk mencari penghidupan (to make a living) bagi menyara diri dan keluarga di zaman ini, adalah amat sengit. Peluang (opportunities) sentiasa menjadi rebutan, kepantasan (speed) menjadi pengukur kejayaan dan pengurusan risiko menjadi sangat kritikal. Budaya kerja teramat mendesak, sehingga timbulnya ungkapan-ungkapan seperti ‘Law of the jungle : Law of survival’ yang menekankan bahawa hanya yang kuat sahaja boleh maju (only the strong survive) dan tiada ruang untuk yang lemah dan tidak cekap (No room for the weak and incompetence). Ekspektasi manusia terhadap prestasi dan pencapaian hasil semakin memuncak dan menjadi trend kehidupan alaf baru. Barangkali tidak keterlaluan jika dikatakan bahawa di zaman canggih teknologi alaf baru ini, seolah-olah tiada yang mustahil. Lantaran itu, dalam konteks teknologi canggih berdasarkan prinsip ‘zero-defect’ di zaman ini, kita harus boleh menghasilkan 10 ekor anak ayam, setiap kali kita ada 10 biji telor.

Kesemua ini telah membuat saya melihat peribahasa tadi dengan kritis dan melihatnya sebagai sesuatu yang melemahkan, tidak optimstik dan bercanggah dengan falsafah berfikiran positif serta perancangan pengurusan risiko.

Namun, kini setelah mengangkau usia 50 tahun, setelah melalui liku-liku hidup yang beraneka corak, warna dan rasa, saya dapati perubahan dalam diri saya. Ini lebih-lebih lagi apabila saya melalui sendiri realiti kehidupan (facts of life) dalam perjalanan mencapai impian. Terdapat banyak pengalaman yang diluar dugaan dan diluar perkiraan sama sekali, walaupun dikala itu, saya telah membuat 100% persediaan dan perancangan. Namun, apa yang menarik ialah, saya dapati dalam kehidupan ini, tidak kira bagaimana pahitnya peristiwa yang pernah kita hadapi, tetapi jika ia diakhiri dengan peristiwa manis, kita akan lupa kesusahan tersebut bahkan ia bertukar menjadi suatu kebangaan pula kerana pernah melaluinya dan akan dijadikan bahan cerita sejarah kehdupan. Ini memang pelik tapi itulah juga realiti kehidupan: Kemanisan boleh mengatasi kepahitan.

Setelah puluhan tahun meredah arus dengan semangat waja dan keberanian jati, sampai suatu ketika, saya berhenti sejenak dan coba melihat segala peristiwa dalam kehidupan ini umpama menonton sandiwara dalam TV dimana saya sendiri adalah pelakon utamanya. Saya belajar mengenal alam ini, dan mula bersahabat dengannya. Saya coba memahami arus kehidupan dari kacamata insaniah dan alamiah bukan hanya ilmiah semata-mata.

Mungkin ada orang akan mengatakan bahawa saya sudah ‘worn-out’, kendur atau hilang taring. Ya..mungkin juga ada benarnya. Maklumlah orang sudah ‘seasoned’. Sebagai seorang insan, saya akui saya ‘pandai letih’ dan memang letih. Ibarat meredah sungai melawan arus deras yang memerlukan banyak tenaga memang sungguh meletihkan. Jika orang lain mengatakan mereka tidak pernah menyerah kalah, saya dengan jujur mengakui bahawa saya pernah menyerah kalah. Ini kerana, saya tidak akan meneruskan sesuatu jika saya sudah pasti (berdasarkan analisis fakta, rekod dan data) perkara itu akan menemui kegagalan atau kebuntuan apatah lagi jika tindakan pencegahan dan pembetuan telah diambil. Sebagai ‘risk-taker’ saya akan membuat keputusan untuk menerima sahaja itu sebagai suatu kegagalan. Memang sudah adat berniaga, pasti ada untung ruginya. Apa yang pasti ialah, saya tidak pernah menyesal dan saya dengan pantas terus mengorak langkah kearah perkara seterusnya. Saya tidak memaksa keadaan, sebaliknya saya akan akur dan belajar mengikut arus kehidupan.

Semakin saya bersahabat dengan alam dan kehidupan ini, semakin itulah saya merasa bertambah yakin pada diri saya sendiri. Saya emakin menjadi lebih rasional dan waras. Saya rasa ini adalah proses biasa yang juga ditempuhi oleh ramai orang sebelum mahupun sesudah saya. Barangkali inilah proses ‘pendewasaan’ dan ‘kematangan’. Walaupun agak lambat kerana hanya menyedarinya setelah setengah abad berlalu, namun saya bersyukur.

Kini saya semakin lebih berani membuat keputusan atas diri saya sendiri sebagai insan yang merdeka. Saya tidak lagi hanya menjadi pak turut kepada tekanan suasana, keadaan atau rakan sebaya. Saya sedar bahawa setiap detik dan setiap ketika dan keadaan, semua manusia harus membuat keputusan untuk dirinya sendiri. Saya juga sedar bahawa kita harus menggunakan akal dan fikiran berpandukan ilmu di minda dan dada serta pedoman di jiwa dan alam, sebelum mengambil sebarang tindakan.

Sesungguhnya, apa juga keputusan yang kita ambil, akan mempengaruhi kualiti diri, keluarga dan kehidupan kita di dunia dan akhirat. Apapun saya mengaku bahawa bukan senang menjadi insan yang ‘khawas’ iaitu ‘insan yang sentiasa sedar dan peka tentang perihal ehwal yang berlaku pada dirinya dan persekitarannya’ kerana itu adalah pembelajaran seumur hidup.

Sehubungan dengan peribahasa yang menjadi tajuk coretan kali ini, sebenarnya pengalaman seharian saya semasa menjalani kehidupan khususnya dalam dunia perniagaan, telah banyak mengajar saya untuk menerima hakikat kehidupan. Ada beberapa kesimpulan yang saya akur;

Pertama: Tiada sesiapa atau sesuatu yang boleh mencapai 100% sifar cacat. Walaupun konsep ‘zero-defect’ ini boleh digunapakai dalam beberapa konteks akademik seperti dalam menduduki peperiksaaan, dalam sektor pembuatan dll, namun dalam kehidupan, ia jauh berbeza. Ini kerana terlalu banyak ‘variables’ luar jangka yang harus diambilkira dalam kehidupan.

Kedua: Kuasa mutlaq 100% hanya milik Tuhan. Apa juga kuasa yang ada pada kita, hanyalah pinjaman daripada Allah semata-mata. Dengan kuasa terhad itulah kita merancang secara strategik dan efisyen. Namun hanya dengan kuasaNya yang Maha Perkasa dan izinNya barulah boleh terjadinya sesuatu. Hakikatnya, Allah yang Maha berkuasa atas segalanya. Inilah yang dikatakan Iman. Justeru, kita harus meminta padaNya. Sesuai dengan tuntutanNya. “Mintalah kamu kepada Ku, nescaya Aku beri”. “Apabila kamu telah berazam, nekad dan berusaha, bertawakallah kepada Allah”. “ Aku adalah dalam sangkaan hamba Ku, Jika ia sangka baik maka baiklah, jika ia sangka buruk, maka buruklah”, “Adakah kamu yang menciptakannya ataukah Aku?” dan banyak lagi petikan-petikan daripada Kitab Suci. Persoalannya ialah, saya sudah meminta, kenapakah a belum memberi? (Bab ini kita bicarakan dinukilan lain kerana agak panjang jika dihuraikan disini).

Ketiga: Hidup di atas muka bumi ini perlukan iman. Walaumacamana hebat dan berjaya sekalipun hasrat kita untuk maju-jaya, di dalam apa bidang sekalipun, kita tidak akan menikmati erti kebahagiaan sebenar tanpa iman. Dengan adanya iman, akan timbulnya rasa syukur di atas segala nikmat yang kita miliki walau sekecilmana ianya dan rasa sabar atas apa juga yang kurang. Iman yang baik akan mempengaruhi serta mendorong anggota badan kita untuk menyusuli dengan amalam yang baik. Amalan yang baik pula akan menyuburkan iman tersebut. Iman juga akan memimpin kita untuk hidup dengan harmoni dengan alam sehingga kita berpisah dengan alam dunia ini dan kembali ke alam akhirat.

Ke empat: Harus ada keseimbangan antara perancangan dan pelaksanaan (planning & implementation). Secara tiori, ramai pengkaji sains pengurusan, berpendapat bahawa pada dasarnya, nisbah antara perancangan dan perlaksanaan, khususnya dalam pengurusan projek, adalah 70% perancangan dan 30% perlaksanaan. Pada pendapat mereka penumpuan harus diberikan lebih teliti terhadap perancangan kerana disinilah pencegahan diperketatkan agar tidak berlakunya ‘fire-fighting’ ataupun tindakan-tindakan pembetulan semasa perlaksanaan. Perlaksanaan diberikan sedikit nisbah kerana disini, kerana ia hanya mengikut apa juga yang telah dirancang. Sebagai seorang ‘System-Man’ memang begitulah kaedah saya, bukan hanya semasa memberikan sesi konsultasi tetapi juga memang saya amalkan dalam kerjaya. Namun dalam kehidupan, saya berpendapat bahawa perlunya keseimbangan dalam perancangan dan perlaksanaan. Dalam pada itu, apa yang tidak kurang pentingnya ialah, kesediaan minda dan jiwa kita untuk menghadapi, menerima dan mengalami sebarang perubahan serta mengambil langkah proaktif untuk terus maju kehadapan selepas itu dan tidak cepat panik atau putus asa. Kita harus praktikal, cekal, yakin dan percaya kepada kebolehan kendiri dan ketentuan Ilahi.

Kelima: Dalam setiap perancangan atau tindakan, tidak kira bagaimana optimis sekalipun kita terhadap apa yang telah kita rancangkan, kita perlu mempunyai ‘contingencies, options and alternatives measures’ dalam bentuk jangka pendek, sederhana mahupun jangka panjang. Ini untuk mengelakkan kita daripada panik sekiranya perkara yang telah kita rancang awal tadi menemui jalan kebuntuan atau bermasalah. Apabila seseorang tu panik, dia akan terdorong untuk bertindak secara terlalu emosional dan akaibatnya terdedah kepada perkara-perkara yang hanya akan mengeruhkan keadaan dan merugikan.

Ke enam: Orang tua-tua memiliki ‘wisdom’ dalam ‘realm’ teknologi yang tersendiri yang bukan hanya perlu kita hargai tetapi harus kita fahami, hayati dan pelihara (preserve), serta perturunkan kepada generasi akan datang. Kalau hendak dihitung, entah berapa banyak sudah warisan nenek moyang kita yang telah mati ditelan zaman atau ikut bersama mereka apabila mereka meninggalkan alam dunia ini. Kebanyakan anak-anak muda sekarang tidak akan memahami hakikat ini, kerana mereka terlalu sibuk dengan kehidupan muda mereka. Ini ditambah dengan ketiadaan atau kurangnya ‘mentorship’ mahupun ‘parenthood” yang ‘baik’ dari kalangan orang tua. Pendek kata, semua tak kira muda atau tua, dan disemua peringkat dalam komuniti, sedang mabuk dilanda arus teknologi siber dan kehidupan material dan sosial ala dunia akhir zaman. Bengitulah mencabarnya dunia yang kita lalui ini sekarang.

Justeru itu, walau bagaimanapun proaktifnya dan positifnya pemikiran serta motivasi diri kita, eloklah kita mengambil iktibar daripada peribahasa – “Jangan kira anak ayam anda sebelum telur ayam menetas”, kerana banyak hikmah didalamnya. Disamping itu hayatilah juga hikmah yang terkandung dalam peribahasa “Jangan kerana mendengar guruh dilangit, air dalam tempayan di buang”.

Semoga maju jaya di dalam keseimbangan.
Salam Ramadhan Al’Mubarak
Dr Mile

Monday, May 30, 2011

Salam Tahun 2011

Salam hormat dan Salam Tahun 2011.

Syukur Alhamdulillah, kita masih dipertemukan lagi dalam blog ini. Diharap kalian dalam keadaan sihat, ceria, tenang dan maju jaya dalam kehidupan seharian. Walaupun sudah hampir 1 tahun setengah blog ini sepi, namun bagi saya, rasanya baru sepurnama saja. Begitu pantas masa berlalu.

Kali terakhir saya menulis dalam blog ini ialah pada 11hb Februari 2010. Diketika itu saya perkirakan sudah hampir masanya untuk melahirkan BLP kepada dunia dalam pakej yang lebih baik dan terancang. Beberapa program berkaitan BLP telah siap saya gubal dan sedia untuk dilaksanakan. Buku ulung BLP, yang ketika itu, saya rasa telah hampir siap, telah sedia untuk diterbitkan dalam beberapa siri oleh penerbit yang bertauliah. Saya sendiri telah merekabentuk muka hadapan beberapa siri buku BLP itu. Beberapa orang telah dikenalpasti untuk dilatih menjadi tenaga fasiltator BLP dan satu badan khas yang akan mengurus aktiviti BLP telah dirancang penubuhannya serta bermacam-macam lagi persiapan. Namun realitinya, hingga saat ini, BLP masih belum lagi dilahirkan kepada tatapan umum dunia.

Jka di tanya “kenapa?”. Saya boleh membuat alasan dan mengatakan bahawa ‘Kita, sebagai manusia hanya mampu merancang, Allah SWT yang menentukan’. Itu adalah hakikat. Tapi, dalam pada itu, saya juga mengaku bahawa faktor kelemahan dan kelalaian diri saya sendiri adalah salah satu punca yang menyebabkan kelewatan terbitnya buku BLP kepada dunia.

Namun, apa yang lebih menarik ialah, ketika saya berusaha menghayati amalan BLP dalam kehidupan seharian, saya mengalami beberapa kejadian atau fenomena dalam kehidupan ini yang telah menjadikan saya semakin bersemangat dan teruja.

Di antaranya ialah, saya menyakisikan sendiri secara ‘live’ beberapa perkara yang saya impikan dan doakan, bahkan yang pernah terlintas di sanubari saya, seolah-olah ‘tertarik dan mendatangi saya’ atau mungkin tidak keterlaluan jika saya menggunakan perkataan ‘dihantar’ kepada saya. Seolah-olah alam ini begitu bersahabat baik dengan saya dan mendorong saya menuju ke ‘pintu-pintu peluang rezeki’ ataupun “the doors of opportunities” yang bibentangkan dihadapan saya.

Semua ini semakin ketara sekembalinya saya daripada menunaikan ibadah Umrah pada bulan Ramadhan 2009. Saya begitu bersyukur dan bergembira dengan apa yang disajikan dalam stor perbendaharaan kehidupan saya dari satu pintu ke pintu yang lain. Saya pernah diajar bahawa ‘Barang siapa bersyukur dengan apa yang dia ada, Allah akan tambah nikmat itu dengan apa yang dia belum ada’. Sebab itulah kehidupan saya sekeluarga adalah ‘simple’.

Salah satu prinsip yang kami amalkan dalam keluarga ialah ‘Bersenang-senanglah walaupun susah’. Bagi saya, kita tidak tahu bila kita akan senang jika kita hanya mahu ‘bersusah-susah dahulu dan bersenang-senang kemudian’ . Sebab itulah saya akan mengambil masa walaupun sekejap, lari dari kesibukan, dan membawa keluarga untuk ‘bersenang-senang’ dengan cara tersendiri, mengikut kemampuan saya pada ketika itu, walau hanya dengan roti canai dan teh tarik sahaja atau pun bersiar-siar menonton movie. Lumrahnya ketika kami meraikan sesuatu pencapaian walaupun kecil ‘celebrating small success’.

Dalam pada itu, secara peribadi, saya sudah ‘nampak’ (dengan mata minda) beberapa pintu besar yang tersergam indah, hanya menanti saat untuk dibuka sahaja. Walaupun keinginan saya meluap-luap untuk terus ke situ, namun saya pasrah dan akan menempuhnya mengikut arus alam ini, satu demi satu (one at a time). Alam ini telah menunjukkan kepada saya tanda-tandanya “signals in life”. Tanda-tanda ini juga dibentangkan oleh alam pada anda dan setiap orang dimuka bumi ini. Beruntunglah orang-orang yang boleh membaca alam ini umpama buku dan kompas dan mengemudi kehidupan sewajarnya.

Dalam konteks ini, saya ibaratkan kehidupan saya, umpama dalam satu pengembaraan menaiki perahu meredah sungai, bermula dari hulu menuju ke kuala. Pengembaraan saya bermula dengan riak-riak air yang tenang dan menyeronokkan, kemudian saya terus dibawa arus yang mengalir lancar dan lama–kelamaan arus itu menjadi semakin deras hingga ketika terpaksa melalui jeram dan arus deras yang menghempas. Daripada hanya rasa seronok, saya mula merasa cemas. Lebih-lebih lagi, apabila berkali-kali saya ditenggelami air, yang ada kalanya membuat saya hampir-hampir lemas. Namun, walau dalam keadaan tertekan (stress) dan teramat letih, saya masih mampu bertahan dan berdayung meneruskan pelayaran. Saya yakin tentu ada destinasi dalam pelayaran ini selain menikmati pengembaraannya (the journey) – (seperti lirik dan melodi lagu ‘The Climb’ Miley Cyrus).

Jauh dalam firasat saya mengatakan bahawa, arus ini akan membawa saya menjangkau di kuala, bahkan selepas ini saya dapat rasakan yang pengembaraan ini akan diteruskan dengan manaiki bahtera untuk belayar terus menuju ke lautan lepas. Saya telah membuat keputusan dan mempersiapkan diri untuk itu. Saya ingat kata azimat orang tua-tua, “alang-alang mandi, biar basah”, “alang-alang menyeluk pekasam, biar sampai kepangkal lengan’.

Mungkin berbekalkan sedikit ilmu di dada, saya dapat memahami, bahawa segala bentuk cabaran, ujian dan dugaan yang saya tempuhi hanyalah hukum-alam ataupun ‘sunnatullah’ Ibarat batu berlian, nlai dan kualitinya sebenarnya banyak disebabkan oleh sejarah riwayat hayatnya dalam perut bumi melalui tekanan ‘pressure’ yang maha hebat beratus-ratus tahun bahkan ribuan tahun lamanya. Kemudian apabila dipindahkan (berhijrah) kemuka bumi, nilainya masih tidak terserlah langsung (bahkan hanya sebutir batu kasar), kecuali setelah melalui proses ‘diamond cutting’ oleh ahlinya (guru atau pembimbing) sehingga menjadi pelbagai bentuk. Selepas berjaya melalui proses ini, barulah nilainya hakikinya benar-benar terserlah tidak kira walau dimana pun dia berada, hatta dalam longkang sekali pun ‘umpama ular yang menyusur akar, tidak akan hilang bisanya’. Tiada sesiapa lahir di dunia ini dan terus pandai berjalan atau berlari. Semua mahluk harus mengalami proses pembelajaran. Itulah ragam kehidupan.

Sehubungan dengan itu, kalau ingin belajar, belajarlah dengan betul. Selain ‘trial and error’ kita harus berguru dengan ahlinya. Saya mempunyai ramai guru dan pembimbing dalam bidang yang berlainan. Mungin aneh bagi sesetengah orang, tetapi, saya juga berguru dengan alam. Saya bukan hanya membaca buku, saya membaca tanda-tanda alam (the signals of life) dan menterjemahkan dalam konteks kehidupan untuk maju kehadapan.

Sesungguhnya disepanjang setahun setengah kita tidak bersua dalam blog ini, terlalu banyak perkara dan peristiwa berwarna warni dan beraneka rasa, yang berlaku dalam diri saya, yang saya alami secara langsung mahupun tak langsung. Semua ini membawa pengertian dan makna besar dalam kehidupan saya, keluarga saya, dan orang-orang dalam lingkungan saya. Sememangnya ini memerlukan kecekalan, kesabaran, daya tahan dan daya juang yang kuat. Pastinya harus berbekalkan ilmu, amal, syukur dan sabar. Saya ingat kata-kata guru saya ‘apabila kamu telah nekad, bertawakallah kepada Allah’ berkumandang dalam sanubari ini. Lantaran itu, saya pasrah, saya redha dan saya siap sedia berjuang.

Kini apabila saya muhasabah kembali, rupa-rupanya masih terlalu banyak lagi yang harus saya lakukan sebelum buku BLP itu diterbitkan. Ini tidak bererti saya menantikan sesuatu yang sempurna (perfect), tapi saya ingin membuktikan sesuatu pengesahan konsep (proof of concept) yang akan menerangkan dengan sendirinya manifestasi daripada intipati BLP secara hakiki apabila diamalkan dan dihayati dalam kehidupan seharian. Saya beriltizam, akan melahirkan BLP ke persada dunia apabila saya telah membuka pintu besar yang saya katakan di atas tadi. Selepas itu, kalau ada izin Allah, saya nekad untuk meredah lautan lepas bersama-sama anda dan sesiapa juga yang berada dalam lingkungan saya.

InsyaAllah kita jumpa lagi dikesempatan lain, doakan untuk saya.
Sekian dan semoga sentiasa maju jaya.

Salam Hormat
Dr Mile

Thursday, February 11, 2010

Welcome Back

Greeting. After considering requests from frens and family members, I now decide to normalize my blog for all. Please bear with me if i may be inactive in the blog due to my so tight schedule. I will definitely get back to any comments sooner or later. Wishing you all a pleasant balance life.

Sunday, January 3, 2010

Anda boleh juga menghantar emel terus kepada saya. TQ

Salam 2010 : Intipati BLP Kini Menyusul.

Salam Hormat dan Salam Tahun Baru 2010.

Harapan dan doa saya - semoga kita semua dapat maju setapak demi setapak, jika tidak berupaya melakukan lonjakan, untuk membina kehidupan yang seimbang. Semoga segala impian, hasrat, cita-cita dan angan-angan kita akan menjadi realiti untuk dikecapi Rahmat, Hikmat dan Nikmatnya.

Saya bersyukur kerana pada penghujung 2009, saya telah dipertemukan dengan saudara-saudara yang telah bersedia untuk menerbitkan buku BLP serta berganding bahu menjalankan aktiviti-aktiviti yang berkaitan dengannya.

Sehubungan dengan itu, saya akan mula mengisi blog ini dengan bahan-bahan yang lebih mengandungi intipati BLP. Tentunya ini akan ada perbezaan dengan sebelum ini yang lebih bersifat perbincangan umum dan sekadar pemanasan sahaja.

Justeru, bermula 8hb Januari 2010, blog ini akan menjadi terhad. Ini bermakna, ia hanya akan terbuka kepada mereka yang menjadi ahli atau pengikut blog ini (members / followers)sahaja, sebagai penghargaan kepada minat yang telah mereka berikan dan tunjukkan selama ini.

Oleh yang demikian, saya memerlukan alamat emel anda untuk diaftarkan secara tepat. Kepada mereka yang masih berminat untuk mengikuti blog ini, sila hantarkan post atau komen yang mengandungi alamat emel anda sebelum atau pada 8hb Januari 2010.

Sekian dan semoga sentiasa maju jaya.

Salam Hormat
Dr Mile

Wednesday, December 23, 2009

Membuat keputusan & Takdir

Terima Kasih saudara ah madd dan anonymous. Komen anda dalam Post saya yang lalu berjodol 'Membuat keputusan' membawa perhatian kita kepada sesuatu yang seringkali terjadi dalam kehidupan manusia, iaitu takdir - ataupun suatu ketentuan ilahi yang hanya tuhan sahaja yang maha mengetahui tentangnya. Takdir datangnya keapada kita dalam berbagai bentuk, samada yang menggembirakan mahupun yang mendukacitakan.

Meskipun demikian, adalah lumrah bagi manusia untuk mengaitkan takdir dengan perkara yang tidak diingini berlaku. Dalam konteks ini, selalunya takdir dikaitkan dengan sesuatu yang bukan pilihan yang harus terpaksa diterima dengan pasrah. Dengan itu, persoalan takdir menjadi sesuatu yang mungkin mudah diperkatakan tapi pada hakikatnya sukar diterima, lebih-lebih lagi kepada orang yang baru sahaja menghadapinya. Mungkin sebab itulah timbulnya pepatah ‘berat mata memandang, berat lagi bahu yang memikul’.

Malah ada kelompok manusia yang mengambil jalan mudah dengan memberikan jawapan ringkas kepada sesuatu kejadian dalam hidup mereka, lebih-lebih lagi yang mereka tidak suka, sebagai takdir. Dalam keadaan itu, perkataan takdir menjadi azimat besar khususnya bagi memujuk / merawat hati mereka lantaran kejadian yang tidak mereka ingini. Ada juga segelintir yang menggunakan istilah takdir sebagai alasan untuk menjadi malas. Apapun, terpulanglah kepada perspektif mana kita melihatnya dalam mengaitkannya dengan kehidupan masing-masing.

Dalam konteks BLP saya melihat takdir dari perspektif kehidupan dan juga fasa kejadian sesuatu yang kita anggap sebagai takdir itu - iaitu sebelum kejadian, semasa kejadian dan selepas kejadian.

Sebagai seorang yang praktikal dalam menjalani kehidupan, saya ingin memberi tumpuan kepada ‘The How’ iaitu bagaimana kita menghadapi situasi ketika berlakunya sesuatu yang kita anggap sebagai takdir dalam kehidupan kita. Ini bermakna ketika (semasa) dan juga selepas berlakunya kejadian tersebut sesuai dengan komentar saudara ‘anonymous’. (Penerangan terperinci mengenai kenapa dan punca berlakunya kejadian tersebut (The Why) serta teknik-teknik khusus menghadapinya, saudara boleh dapati dalam buku saya yang akan diterbitkan tidak lama lagi).

Bagaimana seseorang menghadapi situasi tersebut dan apa juga keputusan yang dibuatnya pada ketika dan selepas ia berlaku akan mempengaruhi kualiti kehidupan dirinya pada ketika itu dan lebih-lebih lagi dimasa hadapan.

Berikut saya gariskan beberapa tips untuk memperingatkan diri saya sendiri dan sebagai tambahan peringatan kepada pembaca. Barangkali perkara-perkara yang saya gariskan dibawah ini sedikit sebanyak boleh membantu kita dalam membuat keputusan ketika menghadapi sesuatu kejadian mahupun sesuatu yang adakalanya dianggap takdir;

#1. Menerima hakikat kejadian sambil ‘berbaik sangka dengan alam’ bahawa perkara itu telah berlaku dan pasti ada hikmah disebaliknya. Bagi orang yang kuat imannya, mereka akan terus sembahyang dan mengadu dengan tuhan mereka.

#2. Melepaskan perasaan kecewa kita sebagai insan yang bernama manusia yang mempunyai naluri emosi -misalnya menangislah jika perlu, cuma jangan menangis terlalu lama hingga hilang pertimbangan dan lalai daripada membuat tindakan. ‘Quickly Bounced-back’!

#3. Dalam pada itu, sedapat mungkin kawal emosi dengan fikiran jika mampu supaya tindakan melepaskan perasaan itu tidak keterlaluan hingga boleh menjejaskan kesihatan dan keselamatan diri dan orang lain. (mislanya bertindak agresif, memandu laju, mabuk dan sebagainya)

#4. Mencari seseorang sahabat tempat mengadu. Namun pastikan orang itu adalah pilihan yang sesuai, jika tidak, boleh mengundang masalah lain yang akan lebih mengaibkan diri sendiri atau orang yang ada kaitan dengan kejadian yang dialami. Dalam hal ini, elakkan daripada membebel-bebel dan membuka pekong didada kerana ramai orang terseliuh bukan kerana kakinya tetapi kerana lidahnya.

#5. Mengawal diri daripada melayan persoalan ‘sepatutnya’. Ini kerana perkara itu telahpun berlaku dan melayan persoalan ‘ini tidak sepatutnya berlaku kepada saya’ tidak akan menyelesaikan apa-apa dan hanya akan menambahkan stress yang bakal mengundang trajedi lebih besar.

#6. Mengambil tindakan untuk membuat pembetulan (Corrective) dan pencegahan (Preventive) yang sewajarnya mengikut kompleksiti dan kejadian yang berlaku. Pastikan tindakan-tindakan tersebut adalah berkesan.

#7. Membuat tindakan susulan (follow through) sampai kepenghujung untuk mencapai objektif tindakan pembetulan dan pencegahan tadi.

#8. Sentiasa berdoa dan berperasangka baik dengan alam.

Terima kasih saudara Ah Madd dan Anonymous di atas peringatan yang diberikan. Jika saudara pembaca mempunyai 'tips' lain yang boleh dikongsikan bersama, amatlah saya alu-alukan. Kita sama-sama belajar dalam pengembaraan mengharungi kehidupan yang indah ini.

Sehubungan dengan itu, persoalan ini juga membuat saya terfikir tentang kata orang tua-tua dahulu..”Ikutkan hati - mati, ikutkan rasa – binasa”. Jadi kita nak ikutkan apa .....?

Salam Tahun Baru